Jambu mete merupakan salah satu jenis jambu yang
dibudidayakan di Bali. Nama latin jambu mete adalah Anacardium
occidentale. Jambu mete ini banyak tanam oleh kelompok petani yang
ada di desa Dukuh Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Jambu mete ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat di desa
Dukuh. Sampai saat ini mencapai 6500 Ha dengan total produksi jambu mete
setahun mencapai 2500 ton. Tanaman jambu mete merupakan
tanaman ekspor yang banyak
manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu
juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan
bergizi tinggi. Buah mete dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan
seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan
jem jambu mete. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna
coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah
menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta, bahan pencelup, atau bahan
pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai
obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon
jambu mete menghasilkan gum atau
blendok untuk bahan perekat buku seperti lem.. Akar jambu mete berkhasiat
sebagai pencuci perut. Daun jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai
hidangan sayuran mentah. Daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar.
Kelompok petani jambu mete di
Kabupaten Karangasem, Bali, khususnya di Kecamatan Kubu, kini telah mengarah
pada kemandirian, mulai dari proses produksi, pengolahan hingga pemasaran. "Kelompok
tani yang beranggotakan rata-rata 100 orang itu telah memiliki modal sendiri
sedikitnya Rp 60 juta untuk membeli biji buah mete yang dihasilkan anggotanya
sendiri," kata Ketua Kelompok Tani Jambu Mete Buana Kusuma Kecamatan Kubu,
Kabupaten Karangasem, Minget Ardiasa. Beliau mengatakan bahwa rintisan kemandirian itu berkat pembinaan dari dinas
perkebunan setempat bekerja sama dengan PT. PMA yang
berpusat di Tangerang, namun memiliki pabrik pengolahan di Kubu. Kelompok
Tani Subak Abian dengan 97 anggota dan kini memiliki modal sebesar Rp 62 juta itu,
merintis penanaman jambu mete dan
menerapkan proses pupuk organik sejak tahun 1993. "Dengan
modal sebesar itu mampu membeli biji mete hasil panen para anggota, untuk
selanjutnya diolah secara bersama-sama," ujar Ardiasa. Sebelum memiliki
modal seperti sekarang, anggota
subak Abian
langsung menjual kepada mitra usaha PT. PMA dengan
harga yang disepakati bersama.
Namun sekarang dengan memiliki modal
sendiri, kelompok langsung membayar kepada masing-masing petani saat melakukan
transaksi. "Jika
modal tersebut berkurang untuk
membeli biji mete hasil petani, bisa meminta uang muka kepada mitra usaha yang
nantinya menampung seluruh hasil produksi," kata Ardiasa. PT. PMA sanggup
menampung seluruh biji mete hasil petani dengan persyaratan proses produksi
melalui sistem pertanian organik setelah dilakukan seleksi kategori B dan C
sesuai persyaratan ekspor. Semua itu
dapat dipenuhi petani, sehingga petani jambu mete di Kubu kini tidak lagi
mengalami kesulitan pemasaran seperti beberapa tahun silam. "Selain
mudah memasarkan, harganya juga menggairahkan," tutur Ardiasa seraya
menjelaskan, proses tersebut diawali dari pembelian jambu mete dari petani
anggota kelompok. Setelah itu
dilakukan sortir secara manual, kemudian ditimbang dan diberi labelisasi
disertai nama-nama petani yang
menjual jambu mete
tersebut.
Dengan cara itu, jambu mete
yang telah dipetik kemudian diekspor oleh mitra usaha lain. Kelompok itu kini mempunyai persediaan 10 ton biji
mete dari pesanan sebanyak 13 ton. Biji mete
dari Kubu, Karangasem yang menembus pasaran ekspor selama 2009 sebanyak 57 ton,
diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 80 ton dalam
tahun 2013. Negara – negara bagian Eropa yang sering mengimpor jambu mete dari Bali. Kecamatan Kubu yang menjadi sentral pengembangan
jambu mete di Bali, tahun ini
diharapkan mampu memproduksi 200 ton, tutur
Ardiasa. Dengan adanya kelompok petani
jambu mete, masyarakat desa Dukuh banyak yang menjadi anggota dan memiliki
penghasilan yang layak dan cukup untuk menghidupi keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar